Melewati jalan setapak yang menanjak, dengan sungai kecil dan jurang di
tepiannya. Siapa yang tak penasaran dengan desa yang letaknya cukup
misterius ini?
Belum lagi jika sudah sampai di desanya. Barisan
rumah kerucut yang bernama Mbaru siap membuat Anda bertanya-tanya. Dari
kejauhan, rumah ini seperti tak berpintu. Namun saat mendekat, baru
terlihatlah betapa besarnya rumah ini.
Jadi meski ada ratusan
orang yang tinggal di desa ini, rumahnya hanya ada 7 buah saja. 1 Rumah
bisa ditinggali hingga 6-8 keluarga. Terbayang kan bagaimana besarnya
rumah ini!
Setelah puas meneliti uniknya rumah kerucut, Anda akan dimanjakan lagi
dengan pemandangan sekitar. Karena letaknya yang ada di pegunungan,
tentu pemandangannya tak terkalahkan.
Embun turun ke desa tanpa
bisa ditebak. Satu menit udara terasa cerah, menit selanjutnya langsung
teduh bahkan terasa melankolis dengan kabut yang turun dari puncak
gunung.
Karena listriknya dibatasi, malam di sini memiliki pemandangan yang
seperti surga. Langit cerah bermandikan bintang sudah jadi pemandangan
biasa bagi warga Wae Rebo. Sedangkan bagi para turis yang ke sana,
pemandangan seperti itu sangat jarang didapatkan.
Untuk mencapai
kampung adat ini trekking dimulai dari Desa Denge dan wajib menggunakan
jasa pemandu lokal dengan tarif mengantar Rp 150 ribu per grup. Di sana
wisatawan dapat bermalam di dalam rumah tamu yang telah disediakan
dengan tarif Rp 250 ribu per orang satu malam. Tarif tersebut sudah
termasuk 3 kali makan. Apabila tidak menginap wisatawan dikenakan tarif
Rp 100 ribu.
No comments:
Post a Comment